Ambisi Besar di Balik SUV Bentley

Berlin, KompasOtomotif - Bentley optimis menatap 2015. Produsen mobil premium asal Inggris itu berambisi mengenjot penjualan hingga 20.000 unit pada 2020, atau dua kali lipat dari hasil yang diperoleh 2013 lalu. 

Alasan utamanya, merek ini mulai melepas model baru di segmen SUV yang diharapkan mendulang lebih banyak penjualan. Hal ini disampaikan CEO Bentley, Wolfgang Duerheimer, seperti dikutip dari media Jerman, Allgemeine Zeitung, dilansir Reuters (15/12/2014).

Target baru ini akan ditempuh secara bertahap, dengan tujuan awal mencapai 15.000 unit pada 2018. Tahun lalu (2013), Bentley berhasil menjual sekitar 11.000 unit di seluruh dunia. Omzet perusahaan naik menjadi 1,68 miliar euro. "Penjualan, keuntungan, dan omzet otomatis akan ikut naik seiring target baru yang ditetapkan," jelas Duerheimer.

Bentley saat ini beroperasi di bawah naungan Grup Volkswagen dan berupaya untuk melakukan diversifikasi model. Perusahaan berharap SUV perdananya bisa terjual setidaknya 3.000 unit di tahun pertama. Bentley juga menyiapkan dua model baru dalam beberapa tahun ke depan.

Related Posts:

”Penghabisan” Mazda2 Model Lama di Dealer

Bogor, KompasOtomotif – Seiring hadirnya All-New Mazda2, PT Mazda Motor Indonesia (MMI) sudah mempersiapkan jauh-jauh hari agar stok model lama tak menumpuk dan saling tumpang-tindih penjualannya. Idealnya, sudah tak ada lagi stok Mazda2 lama saat ini.

"Suplai sudah dihentikan sejak Juli. Tidak ada lagi unit Mazda2 di dealer. Karena seharusnya sudah tidak ada lagi penjualan Mazda2 lama daridealer," tegas Keizo Okue, Presiden Direktur MMI, (10/12/2014) di Sirkuit Sentul, Bogor, di sela test drive All-New Mazda2 untuk media dan komunitas.

Meski demikian, berdasarkan pengalaman KompasOtomotif Selasa (9/12/2014), masih ada tenaga penjual yang menawarkan model lama, tentu dengan diskon besar, mencapai Rp 30 juta, bahkan bisa lebih. Ini menunjukkan bahwa stok masih ada.

Menanggapi hal ini, Astrid Ariani Wijana, Senior Marketing Manager MMI mengatakan bahwa wajar jika stok di dealer masih ada. Kendati demikian, Astrid yakin jumlahnya tidak banyak.

"Yang jelas dari MMI sudah tidak ada unitnya. Stok di dealer kami tidak bisa mendata. Wajar jika masih ada, tinggal konsumen mau pilih yang mana," terang Astrid.

Andai memilih model lama pun, tipe dan warna sudah sangat terbatas. Kabar terakhir dari tenaga penjual, diskon bisa bertambah sampai Rp 40-an juta untuk model lama.

Related Posts:

Toyota Sambut Tantangan Pemerintah

Jakarta, KompasOtomotif - Pemerintah Indonesia meminta kepada para pelaku industri otomotif nasional untuk terus mendorong penggunaan energi alternatif seperti seperti gas alam dan biodiesel. Menjawab tantangan ini, Toyota Indonesia sudah siap bahkan telah memiliki line-up model yang memakai bahan bakar alternatif. 

Seperti disampaikan Menteri  Keuangan Bambang Brodjonegoro, penggunaan  sumber  energi alternatif untuk sektor  tranportasi harus ditingkatkan. Hal ini tidak hanya untuk mendukung program lingkungan hidup, tapi juga bisa mengurangi beban subsidi yang harus dikeluarkan

Toyota sudah berupaya untuk mengembangkan teknologi kendaraan yang tidak tergantung pada bahan bakar minyak seperti premium dan solar. Salah satunya dengan mengembangkan teknologi hibrida seperti Toyota Prius. Model terbaru adalah kendaraan dengan bahan bakar bakar hidrogen yang siap diluncurkan ke pasar komersial dunia di tahun depan.

“Kami siap mendukung, karena kebijakan itu juga searah dengan pengembangan produk yang terus dilakukan pelaku industri otomotif yaitu mengembangkan kendaraan berbahan bakar alternatif,” kata Warih Andang Tjahjono, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dalam siaran persnya, Senin (2/12/2014).

Warih melanjutkan, Toyota juga tengah mengembangkan kendaraan bahan bakar gas atau Compress Natural Gas (CNG) yang ada pada Toyota Limo. Toyota Indonesia juga telah dipercaya untuk mengembangkan dan memproduksi mesin ethanol. Mesin ini telah diekspor ke Argentina dengan angka 600 unit per bulan untuk dirakit menjadi kendaraan model Toyota Hilux yang akan dipasarkan di Brazil.

“Secara kompetensi dan kesiapan, Toyota Indonesia telah mampu memproduksi produk dengan basis bahan bakar alternatif. Mengembangkan teknologi kendaraan berbahan bakar alternatif dan ramah lingkungan yang salah satu tujuan utama Toyota dan merupakan bagian dari tanggung jawab untuk menjaga kelestarian bumi ini, termasuk di Indonesia,” tutup Warih.

Related Posts: